Breaking News rq center

Jumat, 30 September 2016

Sejarah dan Fadhilah di Hari Asyura 10 Muharram


Sesungguhnya hari Asyura (10 Muharram) meski merupkan hari bersejarah dan diagungkan, namun orang tidak boleh berbuat bid’ah di dalamnya. Adapun yang dituntunkan syariat kepada kita pada hari itu hanyalah berpuasa, dengan dijaga agar jangan sampai tasyabbuh dengan orang Yahudi.

أَنَّ عَائِشَةَ رَضِي الهُِ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ رَسُولُ الهِن صَلَّى الهَُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ …

“Orang-orang Quraisy biasa berpuasa pada hari asyura di masa jahiliyyah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun melakukannya pada masa jahiliyyah. Tatkala beliau sampai di Madinah beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa.”

قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى الهُم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَرَأَى الْيَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ مَا هَذَا قَالُوا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى الهُل بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا قَالَ فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ نَحْنُ نَصُوْمُهُ تَعْظِيْمًا لَهُ

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, kemudian beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Beliau bertanya :”Apa ini?” Mereka menjawab :”Sebuah hari yang baik, ini adalah hari dimana Allah menyelamatkan bani Israil dari musuh mereka, maka Musa berpuasa pada hari itu sebagai wujud syukur. Maka beliau Rasulullah menjawab :”Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian (Yahudi), maka kami akan berpuasa pada hari itu sebagai bentuk pengagungan kami terhadap hari itu.”

Dua hadits ini menunjukkan bahwa suku Quraisy berpuasa pada hari Asyura di masa jahiliyah, dan sebelum hijrahpun Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melakukannya. Kemudian sewaktu tiba di Madinah, beliau temukan orang-orang Yahudi berpuasa pada hari itu, maka Nabi-pun berpuasa dan mendorong umatnya untuk berpuasa.

Diriwayatkan pada hadits lain.

وَهَذَا يَوْمُ اسْتَوَتْ فِيهِ السَّفِينَةُ عَلَى الْجُودِيِّ فَصَامَهُ نُوحٌ شُكْرًا لِلَّهِ تَعَالَى

“Ia adalah hari mendaratnya kapal Nuh di atas gunung “Judi” lalu Nuh berpuasa pada hari itu sebagai wujud rasa syukur”

عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِي الهُل عَنْهُ قَالَ كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ يَوْمًا تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَتَتَّخِذُهُ عِيدًا فَقَالَ رَسُولُ الهِ صَلَّى الهُه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صُومُوهُ أَنْتُمْ

“Abu Musa berkata : “Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan mereka menjadikannya sebagai hari raya, maka Rasulllah Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Puasalah kalian pada hari itu”

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang puasa di hari Asyura, maka beliau menjawab : “Puasa itu bisa menghapuskan (dosa-dosa kecil) pada tahun kemarin”

Berikut Merupakan Fazilah, Amalan dan doa pada hari asyura :

1. Melapangkan nafkah utk anak dan istri =>>  fadhilahnya, Allah akan melapangkan orang tersebut sepanjang tahun itu.
Sunnah membelanjakan hadiah untuk istri dan keluarga di hari asyura, dan para sahabat menjadikan puasa untuk anak-anak mereka yg masih bocah pula, diriwayatkan dalam beberapa hadits pada SHAHIH MUSLIM bahwa sahabat mengumpulkan anak-anak bocah mereka di masjid dan membuatkan mainan mainan untuk mereka, bila mereka menangis karena lapar maka mainan itu diberikan pada mereka untuk melupakan lapar dan hausnya. (SHAHIH MUSLIM).

2. memuliakan fakir miskin.==> fadhilahnya, Allah akan melapangkan alam kuburnya.

3. menahan marah==>fadhilahnya, Allah akan memasukkan ke dalam golongan yg ridha dan diridhai-Nya

4. menunjukkan jalan kebenaran kpd orang-orang tersesat (kalau diskusi dalam Group KTB ini termasuk juga apa gak ya? Hehe..) ==> fadhilahnye, Allah akan menyinarkan cahaya iman dlm hatinya...

5. Mengusap kepala anak yatim.==> fadhilahe inggih meniko Allah badhe maringi kebecikan ing dalemipun suwargo ing kabeh-kabeh rambut ingkang diusapaken (Allah akan menganugerahkan kebaikan di surga atas tiap-tiap rambut yg diusapnya.)

" lindungilah dan sayangilah mereka (anak yatim ) karena jika kamu melindugi dan menyayangi mereka berarti kamu menyayangiku, dan jika kamu menyakiti mereka ( anak yatim ) berarti kamu juga menyakitiku"
diriwayatkan bahwa Rasul saw menyayangi anak2 yatim, dan lebih menyayangi mereka pd hari 10 muharram (Asyura).

6. bersedekah==> fadhilahnya, Allah akan menjauhkan dari siksa neraka sejauh jarak seekor gagak yang terbang tanpa berhenti, dari kecil sehingga ia mati.

Menjamu serta bersedekah pd 10 muharram bukan hanya pd anak yatim tapi keluarga, anak, istri, suami dan orang orang terdekat, karena itu sunnah beliau saw dan pembuka keberkahan hingga setahun penuh. (FAIDHUL QADIR juz 6 hal 235-236).
Diriwayatkan pula bahwa sayyidina Umar ra menjamu tamu dengan jamuan khusus, pada malam 10 muharram (MUSNAD IMAM TABRANI/ TAFSIR IBN KATSIR Juz 3 hal 244)

7. memelihara kehormatan diri==> fadhilahnya, Allah akan mengaruniakan hidup yg senantiasa diterangi cahaya keimanan

8. mandi sunnah==> fadhilahnya, tidak diuji dengan sakit berat pada tahun itu.

9. bercelak==> fadhilahnya, tidak akan sakit mata pd tahun itu.

10. membaca surat Al-ikhlas 1000 kali==> fadhilahnya, Allah akan memandangnya di akhirat dgn pandangan kasih

11. memperbanyak sholat 4 rakaat==> fadhilahnya, Allah akan menghapus dosa2nya.

12. perbanyak baca hasbunallah wani'mal wakil ni'mal mawla wa ni'man nashir==> fadhilahnya, insya Allah tdk akan mati di tahun itu.

13. menjamu org yg berbuka puasa==> fadhilahnya, diberi pahala seperti memberi sekalian org islam berbuka puasa.

14. berpuasa=> fadhilahnya, diberi pahala seribu kali haji, seribu kali umrah, seribu kali syahid, dan diharamkan dari neraka.

Apabila memang amal dan fadhilah tsb tidak mempunyai dasar yg kuat (kecuali berpuasa) sebagian besar ulama menganjurkan, sbg bagian dari fadhailul a'mal . penambah keutamaan beribadah.
Maka, terlepas dari kontroversi mengenai kekuatan hukumnya, pengamalan anjuran2 tersebut dikembalikan pada ketetapan hati pembaca semuanya.


Asyura berasal dari kata ‘asyara, artinya bilangan sepuluh. Secara istilah Puasa ‘Asyura adalah puasa yang dikerjakan pada tanggal 10 Muharram pada Kalender Islam Hijriyah. Untuk tahun 1431 H maka hari ‘Asyura bertepatan dengan 27 Desember 2009 M, yang artinya tinggal beberapa hari lagi.

Sahabat Rasulullah Saw. Abdullah bin Abas ra. meriwayatkan:

Aku tidak pernah mendapati Rasulullah SAW menjaga puasa suatu hari karena keutamaannya dibandingkan hari-hari yang lain kecuali hari ini yaitu hari ‘Asyura dan bulan ini yaitu bulan Ramadhan. (HR Muslim)

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah ra., Rasulullah Saw. bersabda:

Puasa di hari ‘Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu. (HR Abu Daud)

Doa Pada Hari 'Asyura


Mari manfaatkan momen hari 'Asyura, hari yang penuh keutamaan dan kemuliaan dengan memanjatkan doa.

حَسْبُنَااللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ

سُبْحَانَ اللَّهِ مِلْءَالْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَاوَزِنَةَالْعَرْشِ

لاَمَلْجَأَ وَلاَمَنْجَأَ مِنَ اللَّهِ اِلاَّ اِلَيْهِ سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَالشَّفْعِ وَالْوِتْرِ

وَعَدَدَكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ كُلِّهَانَسْأَلُكَ السَّلاَمَةَبِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَاِلاَّبِاللَّهِ الْعَلِىِّ الْعَظِيْمِ

وَهُوَحَسْبُنَ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ



"Hasbunallahu wani'mal wakiilu ni'mal maulaa wani'man nashiiru

Subhanallahi mil-al miizaani wa muntahal 'ilmi wa mablaghar ridhaa wazinatal 'arsyi

Laa malja-a walaa manja-a minallahi illa ilaihi subhaanallahi 'adadasy syaf'ir wal witri

Wa 'adada kalimaatillahittaammaati kulliha nas-alukas salaamata birahmatika yaa arhamar raahimina

Walaa haula walaa quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhiimi

Wa huwa hasbuna wa ni'mal wakiilu ni'mal maulaa wa ni'man nashiiru

Wa shallalahu 'alaa sayyidina muhammadin wa 'alaa aalihi washahbihii wasallam"

Artinya:


"Cukuplah Allah menjadi sandaran kami, dan Dia sebaik-baik Pelindung, sebaik-baik kekasih, dan sebaik-baik Penolong. Maha Suci Allah sepenuh timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan dan timbangan 'arsy. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari Allah, kecuali hanya kepada-Nya. Maha Suci Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna, kami memohon keselamatan dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Paling Penyayang diantara semua yang penyayang. Dan tiada daya upaya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Dan Dialah yang mencukupi kami, sebaik-baik Pelindung, sebaik-baik kekasih, dan sebaik-baik Penolong. Semoga rahmat dan salam Allah tetap tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad, teriring keluarga dan sahabat beliau."

Mohon Maaf bila ada kekurangan Waslam.Wallahua'lam.

Editor : Sekretariat OSDA-RQ Center 2016 - 2017

SUMBER :

Artikel Online
Read more ...

Minggu, 19 Juni 2016

Catatan Malam Ke-11 Ramadhan : Maghfirah (Ampunan)

Catatan Malam Ke-11 Ramadhan 1437 H

Catatan Malam Ke-11 Ramadhan : Maghfirah (Ampunan)

Dayah Raudhatul Qur'an- Sebagaimana yang telah diketahui bersama berlandaskan hadits Nabi bahwa pase kedua bulan ramadhan merupakan pase maghfirah (ampunan) yang diberikan oleh Allah SWT.
Dalam sebuah hadits Rasulullah dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال : آمين آمين آمين فقيل له  يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال : قال لي جبريل : أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت : آمين
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam naik mimbar lalu beliau mengucapkan, ‘Amin … amin … amin.’ Para sahabat bertanya, ‘Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?’ Kemudian, beliau bersabda, ‘Baru saja Jibril berkata kepadaku, ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan,’ maka kukatakan, ‘Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua),’ maka aku berkata, ‘Amin.’Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang tidak bersalawat ketika disebut namamu,’ maka kukatakan, ‘Amin.

Dalam banyak catatan dikatakan bahwa bagaimana cara untuk mendapatkan ampunan Allah tersebut.
1. Tahqiq tauhid, yaitu kuat tauhid kepada Allah, karena balasan dari bagus tauhid tersebut adalah surga tanpa hisap. Salah satu cara memperbagus tauhid tersebut adalah dengan memperbanyak kalimat tauhid yaitu "Lailahaillallah"

2. Taubat ilallah, yaitu memperbanyak istighfar kepada Allah. Taubat juga bisa dilakukan dengan cara mandi taubat seperti yang pernah diajarkan oleh Rasulullah, dan setelah mandi disunnahkan untuk mengerjakan shalat sunat taubat 2 raka'at. Ketika shalat tersebut dalam sujudnya membaca "Lailahailla anta subhanaka inni kuntu minadh dhalimin."

baca http://dayahrqcenter.blogspot.co.id/2016/06/catatan-malam-ke-2-ramadhan-4-amalan-yang-dicintai-allah.html

3. 'Amalu Shalihah, yaitu dengan memperbanyak melakukan amal kebaikan seperti bersedekah, menolong orang lain, dan sebagainya.

4. Berusaha tidak jatuh dalam dosa.

5. Menganggap ujian atau musibah merupakan proses pemutihan dosa. Maka tak heran jika orang islam sangat berat ketika sakaratul maut itu salah satunya karena Allah ingin memebersihkan dosa-dosanya, atau juga Allah berikan sakit sebelum meninggal itu juga merupakan bagian dari pembersihan dosa.
Wallahu'alam





Read more ...

Rabu, 15 Juni 2016

Catatan Malam Ke-10 Ramadhan : Memasukkah Kebahagian (Surur) dalam Hati Orang Lain

Catatan Malam Ke-10 Ramadhan 1437 H

Catatan Malam Ke-10 Ramadhan : Memasukkah Kebahagian (Surur) dalam Hati Orang Lain oleh Tgk. H. Sulfanwadi Hasan, MA

Dayah Raudhatul Qur'an- Dalam sebuah riwayat datang seorang sahabat kepada Nabi, lalu dia bertanya:

أَيُّ أَعْمَالُ خَيْرٌ؟ فَقَالَ النَبِي صَلَى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم، إِدْخَالُ السُّرُوْر عَلَى قَلْبِ المُؤْمِنِيْنَ

Artinya : "Amalan apa yang sangat baik wahai Rasulullah? Lalu Rasulullah menjawab: Memasukkan kebahagiaan ke dalam hati orang mukmin."

Dalam berbagai tafsir dikatakan bahwa yang dimaksud dengan kebahahagiaan dalam hati tersebut adalah:

1. Mahabbatullah
Yaitu memasukkan kecintaan Allah dalam hati seseorang. Lalu bagaimana kita memasukkan cinta Allah dalam hati seseorang? tentu jawabannya seseorang tersebut harus mempunyai lebih  dulu mahabbatullah di dalam hatinya.

2. Adhillu wata'dhim
Yaitu menciptakan hati merasa hina di depan Allah, sujud hati kepada Allah karena merasa tidak punya apa-apa hanya Allah-lah yang paling hebat. Dan merasa kagum dengan kehebatan yang dimiliki Allah.

3. Al-Khasyyah ilallah
Yaitu takut kepada Allah karena Allah memiliki semuanya, dan azab Allah itu yang sangat pedih.

4. Al-Yakin wa sakinah wa tukmaninah
Yaitu sikap selalu yakin kepada Allah.


5. Ridha
Yaitu selalu merasa ridha atas pemberian Allah.
Misalnya; ketika seseorang pergi dari rumah ke mesjid untuk shalat isya dan tarawih dengan menggunakan sepeda motor. Lalu ketika mau pulang dia melihat sepeda motornya sudah bocor bannya, bagaimana sikap orang tersebut adakah dia marah atau tidak? jika dia marah berarti ridha tersebut belum ada dalam hatinya. Ataupun ketika dia pulang dari mesjid tadi sandal yang semula dia pakai bagus lalu sudah tertukar dengan orang, apakah dia merasa kesal atau tidak? inilah ridha yang sangat simpel dipahami.

6. Tawakkal 'alallah
Yaitu berserah diri kepada Allah
Misalnya; ketika mengunci pintu rumah, yang harus diyakini adalah yang menjaga pintu rumah dari pencuri adalah Allah bukan kunci tersebut, kunci hanyalah sebab tapi yang berkuasa hanyalah Allah.

7. Doa kepada Allah
Yang dimaksud dengan doa di sini adalah bagaimana memasukkan doa kepada orang lain, berdoa untuk diri sendiri itu biasa, tapi yang lebih luar biasa lagi apabila kita mampu mendoakan orang lain.

8. Al-Ikhlas
Yaitu bersih di dalam hati

9. At-talazut billah
Yaitu berlezat-lezat dengan Allah, merasa butuh dan nyaman ketika beribadah dengan Allah, shalatnya khusyuk, yang dia harapkan hanyalah cintanya Allah Ta'ala.

Wallahu'alam


  
Read more ...

Catatan Malam Ke-9 Ramadhan : Istiqamah

Catatan Malam Ke-9 Ramadhan 1437 H


Dayah Raudhatul Qur'an- Istiqamah menurut bahasa adalah kokoh pendirian, atau tidak berubah-ubah (pimplan). Sedangkan menurut istilah istiqamah adalah melakukan sebuah pekerjaan dengan terus menerus.

Berikut ini akan dipaparkan beberapa difinisi istiqamah menurut para sahabat.

Catatan Malam Ke-9 Ramadhan : Istiqamah oleh Tgk. H. Sulfanwandi Hasan, MA1. Abu Bakar Ash-Shiddiq
Beliau mendefinisikan istiqamah sebagai bentuk tidak mensyarikatkan Allah, memiliki iman dan tauhid yang kuat. Bahkan dalam sebuah catatan dikatakan imannya Abu Bakar Ash-Shiddiq jika diumpamakan dengan 2 sayap burung besar maka satu sayap itu penuh dengan imannya Abu Bakar sedangkan satu saya lagi baru imannya seluruh umat Nabi yang ada di muka bumi ini. Begitu besarnya iman Abu Bakar Ash-Shiddiq maka tak heran jika beliau mendefinikan istiqamah tersebut memiliki iman yang kuat.

2. Umar Bin Khattab
Menurut Umar Bin Khattab, istiqamah adalah berpegang teguh terhadap perintah dan larangan Allah SWT. Definisi yang beliau ungkapkan tersebut sangan sejalan dengan sifat beliau yang sangat tegas dan bijaksana. Beliau sangat istiqamah melakukan perintah Allah apalagi meninggalkan larangan Allah. Dalam catatan hidup beliau, beliau pernah mengeksekusi anak kandungnya sendiri yang bernama Abu Syahmah akibat melakukan perbuatan zina. 

3. Utsman Bin Affan
Beliau mendefinisikan istiqamah sebagai bentuk ikhlas melakukan sesuatu karena Allah, bukan karena ria. Utsman Bin Affan dikenal dengan dzunnurrain  yaitu menantu Nabi yang menikahi dua orang putri Nabi. Dalam keseharian beliau merupakan orang yang sangat dermawan di masanya, beliau orang yang sangat ikhlas menginfakkan hartanya di jalan Allah, tidak tanggung-tanggung beliau pernah membeli sebuah sumur orang Yahudi untuk diinfakkan kepada orang-orang islam ketika itu.

4. Ali Bin Abi Thalib
Istiqamah adalah mampu menyelesaikan seluruh perintah Allah, menurut beliau jika seseorang telah mampu melakukan seluruh amalan yang diperintahkan oleh Allah maka dengan otomatis larangan tersebut akan tertinggal dengan sendirinya.

 Cara mendapatkan keistiqamahan dalam hidup
1. Hidayah Allah
2. Bertaubat kepada Allah dengan memperbanyak Istighfar
3. Ikhlas dan cinta kepada Nabi
4. Muhasabah diri
5. Kekuatan Shalat berjama'ah
6. Menuntut ilmu
7. Berteman dengan teman yang baik
8. Menjaga diri dari dosa 
9. Menjaga langkah-langkah Syaitan.
Read more ...

Selasa, 14 Juni 2016

Catatan Malam Ke-8 Ramadhan : Perbedaan antara Orang Lalai dengan Orang yang Terjaga

Catatan Malam Ke-8 Ramadhan 1437 H


Dayah Raudhatul Qur'an- Pada malam ini tanggal 12 Juni 2016 yang menjadi catatan penting dalam ceramah Tgk. H. Sulfanwandi Hasan, MA, yang perlu kita ketahui adalah: 

"Ahlul yaqdhah yukhalifu Ahlal ghaflah"
Yaitu orang-orang yang terjaga berbeda dengan orang-orang yang lalai

Jika setiap kebiasaan orang yang terjaga (ahlu yaqdhah) dianggap sebagai ibadah maka sangat jauh berbeda dengan kebiasaan orang yang lalai (ahlu ghaflah) yang dianggap hanya sebuah adat atau sebatas kebiasaan.

Di antara kebiasaan-kebiasaan orang yang terjaga dengan orang yang lalai:

1. Dalam bab makan dan minum
Orang yang terjaga (ahlu yaqdhah) menganggap makan dan minum adalah sebuah nikmat yang diberikan oleh Allah dan selalu mensyukuri terhadap nikmat tersebut serta mereka tidak makan berlebih-lebihan, mereka selalu berpedoman kepada firman Allah:

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ المُسْرِفِينَ

Artinya: "Makan dan minumlah kamu dan jangan berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al-'Araf 31)

Catatan Malam Ke-8 Ramadhan : Perbedaan antara Orang Lalai dengan Orang yang Terjaga oleh Tgk. H. Sulfanwandi Hasan, MA
Sedangkan orang yang lalai (ahlu ghaflah) menganggap makan dan minumnya hanya sebatas penghilang lapar dan dahaga, mereka akan makan dan minum secara berlebih-lebihan hingga puas. Dan hal ini sangat sering kita jumpai sekarang ini ketika  berbuka puasa banyak orang langsung menyikat habis semua menu berbuka yang terhidang di dapannya hingga tidak sanggup lagi untuk melaksanakan ibadah salat tarawih.

2. Dalam bab tidur
Tidurnya orang yang terjaga (ahlu yaqdhah) sebagai bentuk syukur kepada Allah mereka masih diberikan waktu untuk beristirahat  dan sebagai pengingat mati hingga menjadikan tidur mereka ibadah, sebagaimana firman Allah:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
ِ
Artinya: "Dialah yang menjadikan malam bagimu untuk  beristirahat, dan menjadikan siang terang benderang agar kamu mencari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar." (QS. Yunus : 67)

Di setiap awal tidur mereka selalu membaca
بِاسْمِكَ رَبِّي وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ فَإِن أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا وَإِنْ أَرْ سَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحيْنَ

Sedangkan orang yang lalai (ahlu ghaflah) hanya menganggap tidur sebatas rutinitas kebiasaan harian saja tanpa merenungi apa makna dibalik tidur mereka.

3. Kebiasaan Berbicara
Perkataan yang keluar dari mulut orang yang terjaga (ahlu yaqdhah) selalu bernilai, dimana mereka selalu berzikir mengingat Allah, tidak berkata kecuali yang baik-baik.

Sedangkan orang yang lalai (ahlu ghaflah) di setiap perkataannya selalu mengandung dosa, hingga tak jarang kita jumpai orang yang telah banyak sekali berbicara terbawa hingga dalam tidur berbicara. inilah penyabab dari kelalaian seseorang tersebut.

4. Mengunjungi Orang Sakit
Orang yang terjaga (ahlu yaqdhah) meyakini kunjungan terhadap orang sakit adalah sebagai ibadah yang apabila dilakukan dengan ikhlas dan memberikan hiburan dan kesejukan kepada orang sakit tersebut maka pahalanya adalah surga. Sebagaimana firman Allah Ta'ala:

عَائِدُ الْمَرِيْضِ فِيْ مَخْرَفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَرْجِعَ
Artinya:"Orang yang menjenguk orang sakit berada dalam kebun surga sampai dia pulang."

Sedangkan orang yang lalai (ahlu ghaflah) hanya menjenguk orang sakit dikarenakan merasa tidak enak dengan orang tersebut, mungkin keluarga, sahabat atau masyarakat sekampung. Atau menganggap sebagai belas kasihan, kalau kita hari ini menjenguknya nanti pasti dia juga akan menjenguk kita ketika sakit.

5. Birrul Walidaini (Berbuat baik dengan Orang Tua)
Orang yang terjaga (ahlu yaqdhah) selalu melakukan silaturrahmi dengan orang tuanya, selalu berbuat baik terhadap orang tuanya. Dia meyakini ketika dia sudah berkeluarga pulang untuk menemui orang tunya adalah sebagai perintah Allah, bukan sekedar rutinitas mudik setiap tahun.

Adapun orang yang lalai (ahlu ghaflah) menganggap silaturrahminya dengan orang tua hanya sebatas kebiasaan setiap tahun  atau hanya karena ingin menikmati liburan karena kesibukan kerja setiap hari.

6. Kasbul Rizki (Mencari Rizki)
Orang yang terjaga (ahlu yaqdhah) selalu sadar bahwa rizki halal yang dia cari setiap harinya adalah semata-mata karena Allah di samping bentuk pengabdian dan tanggung jawabnya terhadap keluarga. sehingga setiap keringat yang keluar akibat kerja menjadikan dia pahala yang berlipat ganda. Karena dia sadar bahwa makanan yang sangat utama (afdhal) adalah makanan dari hasil keringat sendiri. Sehingga rizki yang dia cari tersebut membawa keberkahan kepada keluarganya.

Sedangkan orang yang lalai (ahlu ghaflah) hanya menganggap mencari rizki tersebut hanya sebatas tanggung jawabnya terhadap keluarga. Coba jika kita menganggap setiap pemberian kita kepada keluarga adalah sedekah pasti itu akan sangat bernilai.

Wallahu'alam.

Read more ...

Sabtu, 11 Juni 2016

Catatan Malam Ke-7 Ramadhan : Siapakah Orang-orang Ghafilun (Lalai)?

Catatan Malam Ke-7 Ramadhan 1437 H

Catatan Malam Ke-7 Ramadhan : Siapakah Orang-orang Ghafilun (Lalai)? oleh Tgk. H. Sulfanwandi Hasan, MA

Dayah Raudhatul Qur'an- Siapakah orang-orang Ghafilun (lalai) tersebut?
Dalam surat Al-'Araf ayat 179  Allah berfirman:

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

Artinya : " Dan sesungguhnya kami jadkan untuk (isi neraka jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS. Al-'Araf: 179)

Definisi Lalai
Dari ayat di atas jelas bahwa di antara kriteria orang-orang ghafilun (lalai) adalah:
1. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah)
2. Mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah)
3. Mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah)

Para ulama mendefinisi orang-orang ghafilun itu dengan orang-orang yang tidak ada sedikit pun harapan kebaikan padanya dan tidak juga kejahatan. dan yang paling ditakutkan oleh para ulama yaitu mereka akan lalai sampai hari kiamat.

Gejala Lalai
Ibnu Qayyim menjelaskan di antara gejala lalai adalah:
1. Kehebatan Allah tidak ada sama orang tersebut.
2. Tidak pernah mengingat mati.
3. Badan di dunia hati di juga untuk dunia selalu. Baca sebaliknya : badan dan hati tetap di akhirat
4. Putus hubungan dengan Allah akibat lalai naik ke maksiat lalu dosa.

Penyebab Lalai
1. Selalu mengejar dunia dengan segala kelalaian dunia, mencari uang, pangkat dan jabatan.
2. Berteman dengan orang yang sibuk mengejar dunia
3. Ittiba'ul hawa (memperturut hawa nafsu)
4. Qillatu zikri (sedikit zikir)
5. Berteman dengan orang yang tidak berzikir
6. Sempit dada, selalu menyalahi orang lain.

Obat Lalai
1. Mencintai Allah dan rasul-Nya
وفي رواية قال: «بينما أنا ورسولُ الله - صلى الله عليه وسلم- خَارجان من المسجد، فَلقِينَا رجل [عند سُدَّة المسجد] ، فقال: يا رسولَ الله متى الساعة؟ قال: ما أعددتُ لها؟ فكأن الرجلَ اسْتَكَانَ، فقال: يا رسول اللهِ، ما أعددت لها كثيرَ صيام، ولا صلاة، ولا صدقة، ولكنِّي أحبُّ اللهَ ورسولَه، قال: أنت مع مَنْ أحبَبْتَ» 
2. Perkuat Istghfar
3. Perkuat Shalawat
4. Perkuat tasbih seperti: سُبْحَانَ اللَّه وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ اْلعَظِيْم
5. Duduk dalam majlis zikir dan ilmu, baca zikir pembersih hati
6. Perbanyak membaca Al-Qur'an
7. Berteman dengan teman yang baik

Wallahu'alam 



Read more ...

Catatan Malam Ke-6 Ramadhan : Siapakah Orang-orang Muttaqin?

Catatan Malam Ke-6 Ramadhan 1437 H

Catatan Malam Ke-6 Ramadhan : Siapakah Orang-orang Muttaqin? oleh Tgk. H. Sulfanwandi Hasan, MA

Dayah Raudhatul Qur'an- Pada malam ini tanggal 10 Juni 2016 Pimpinan Dayah Raudhatul Qur'an Darussalam Tgk. H. Sulfanwandi Hasan, MA kembali menyampaikan ceramahnya tentang siapa saja orang-orang muttaqin itu?

Di antara tipe atau sifat-sifat orang muttaqin tersebut yaitu:

Pertama : Orang-orang yang  hatinya selalu terpaut untuk akhirat, tetapi juga tidak meninggalkan dunianya. Tujuan hidupnya hanya untuk akhirat, mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya untuk akhiratnya. Inilah yang diharapkan oleh Allah sebagai tujuan dari penciptaan makhluk tersebut. Sebagaimana firman Allah

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariat: 56)


Dan sebaik-baik bekal untuk dibawa ke akhirat adalah taqwa, Sebagaimana firman Allah juga:

وتزودوا فإن خير زاد التقوى 
Artinya: "Dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah Taqwa" (QS. Al-Baqarah: 197)

Kedua : Orang-orang yang selalu memberi maaf kepada orang lain. Mereka tidak pernah bermasalah dengan orang lain, dan selalu menjaga hablu minannas-nya. Karena orang-orang muttaqin itu menginginkan Allah selalu meridhai setiap langkahnya, dan dia selalu berharap dan memohon ampunan Allah terhadapnya, maka oleh sebab itu dia selalu memberikan maaf kepada orang lain.

Ketiga : Berbudaya jujur, tidak pernah dusta. Mereka selalu menjaga mulutnya dari perkataan-perkataan yang menyebabkan dosa.

Keempat : Setiap langkahnya di bumi ini selalu mengikuti pedoman dan petunjuk para Nabi. Nabi menjadi quduwah penting dalam kehidupannya.

Wallahu 'alam 

Read more ...

Catatan Malam Ke-5 Ramadhan : Melawan Nafsu

Catatan Malam Ke-5 Ramadhan 1437 H

Catatan Malam Ke-5 Ramadhan : Melawan Nafsu

Dayah Raudhatul Qur'an- Pada malam ini Jum'at 09 Juni 2015 Pimpinan Dayah Raudhatu Qur'an Darussalam Tgk. H. Sulfanwandi Hasan, MA mengajarkan para jama'ah doa untuk melawan nafsu, berikut doanya:

اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا

Artinya: "Ya Allah karuniakan ketaqwaan pada jiwaku, sucikanlah dia, sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya, Engkaulah Yang Menjaga serta Melindunginya. 

Beliau mengharapkan doa tersebut untuk diperbanyak membacanya karena melawan nafsu itu sangat susah, bahkan berapa banyak dari kita tidak bisa mengendalikan nafsu selama bulan Ramadhan ini.

Catatan Nafsu

Ketika Allah bertanya kepada nafsu, siapa engkau dan siapa saya?, lalu nafsu pun menjawab saya ya saya dan engkau engkau, lalu Allah pun melempar nafsu dan dibakar selama 300 tahun, kemudian Allah menanyakan kembali pertanyaan yang sama, tetapi jawaban nafsu tetap sama saya saya engkau engkau, lalu Allah lempar kembali dan dibakar selama 300 tahun, setelah 300 tahun lamanya Allah membakar nafsu itu, kembali pertanyaan yang sama Allah lemparkan kepada nafsu, kemudian barulah nafsu menjawab engkau adalah Allah dan saya adalah makhluk.

Begitu kerasnya nafsu hingga beberapa kali Allah menanyakan tentang siapa nafsu dan siapa Allah. Nafsu sangat susah dikendalikan, hingga maksiat itu penyebabnya adalah menuruti hawa nafsu.

Maka oleh sebab itu, haruslah kita sering-sering membaca doa di atas agar kita bisa mengarahkan dan mengendalikan nafsu kita dengan baik.
Wallahu 'alam

Baca juga: https://dayahrqcenter.blogspot.de/2016/06/catatan-malam-ke-4-ramadhan-rahmah-kasih-sayang.html


Read more ...

Jumat, 10 Juni 2016

Catatan Malam Ke-4 Ramadhan : Rahmah (Kasih Sayang)

Catatan Malam Ke-4 Ramadhan 1437 H

Catatan Malam Ke-4 Ramadhan : Rahmah (Kasih Sayang) oleh Tgk. H. Sulfanwandi Hasan, MA

Dayah Raudhatul Qur'an- Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang riwayatkan oleh Salman:

فقد روي من حديث سلمان: وهو شهر أوله رحمة وأوسطه مغفرة وآخره عتق من النار. رواه ابن خزيمة في صحيحه 1887

Artinya: "Bulan Ramadhan adalah bulan yang awal pertamanya terdapat rahmah (kasih sayang) dan di tengahnya terdapat maghfirat (ampunan) dan pada akhirnya Allah jauhkan dari api neraka.

Rahmah atau kasih sayang merupakan sebuah puncak akhlak dalam Islam. Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda
لاَ يُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبُّ لِاَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ. رواه البخاري ومسلم

Artinya: " Tidak sempurna iman seseorang hingga dia mencintai orang lain seperti mencintai diri sendiri".

Inilah salah satu bentuk dari kasih sayang dalam Islam. Manusia sebagai makhluk sosial saling membutuhkan dengan sesamanya. Manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain, oleh karena itu semua manusia ini bersaudara. Jangankan dengan manusia dengan alam atau binatang pun Islam mengatur untuk tidak berlaku tidak baik dengannya.

Dalam bulan Ramadhan diharapkan melalui kekuatan puasa seseorang akan hadir dalam dirinya sifat kasih sayang. Kasih sayang itu sangan ringan sebenarnya saling memberi makanan berbuka itu juga telah termasuk bagian dari kasih sayang dengan sesama makhluk. 

Rahmah merupakan salah satu sifat Allah, Allah Maha Penyayang terhadap semua makhluknya. hingga dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwasanya Allah menyuruh malaikat Jibril untuk menghancurkan sebuah negeri yang di dalamnya ditempati oleh 70.000 orang berbuat zina. Ketika malaikat Jibril siap untuk menghancurkan negeri tersebut lalu Allah menyuruh Jibril untuk berhenti, Jibril pun bertanya ada apa ya Allah? kenapa Engkau menyuruh ku untuk berhenti. Lalu Allah menjawab ternyata di dalam negeri tersebut ada seorang janda miskin yang hidup dengan seorang bayi. Pekerjaan sehari-harinya hanya membuat kue untuk dijual di pasar. Lalu tatkala dia sedang sibuk membuat adonan kuenya, bayinya yang lagi tidur menangis tersedu-sedu higga dia tidak bisa lagi melanjutkan pembuatan kuenya. Dia pun sedih sambil menangis berkata kenapa engkau wahai bayiku menangis, hingga membuat aku susah, tidak bisa berbuat apa-apa, padahal Allah maha rahman yang tidak pernah menyusahkan hambanya melebihi kemampuannya. Begitulah rahmah Allah yang sangat agung hingga negeri yang ingin diazab oleh Allah, tidak jadi diazab hanya karena masih ada yang mengatakan Allah maha Rahman.

Rasulullah juga bersabda:

" الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ , ارْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ " . رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ

Para penyayang akan disayangi oleh Dzat Yang Maha Penyayang, sayangilah siapa saja yang ada di bumi, niscaya siapa saja yang ada di langit akan menyayangimu. 



Read more ...

Kamis, 09 Juni 2016

Catatan Malam Ke-3 Ramadhan : Buah dari Ibadah

Catatan Malam Ke-3 Ramadhan 1437 H

Catatan Malam Ke-3 Ramadhan : Buah dari Ibadah oleh Tgk. H. Sulfanwandi Hasan, MA

Dayah Raudhatul Quran- Pada Malam ke-3 ini Tgk. H. Sulfanwandi Hasan, MA dalam ceramahnya menyampaikan dalam setiap ibadah yang kita lakukan tentu ada buah atau hasil yang ingin kita petik di kemudian hari. Di antara buah ibadah tersebut adalah:

1. Tauhid
Salah satu rahasia dari tauhid adalah surga tanpa hisab. Orang yang telah  sampai kepada pucak tauhid pasti akan merasakan fana billah yaitu semua lebur, yang ada hanya Allah di hatinya maka tak jarang kita lihat orang yang seperti ini tidak peduli lagi terhadap syariat bahkan orang menganggap dia syirik padahal tidak, hanya saja maqamnya yang sudah tinggi, hingga semua yang nampak hanya Allah. Inilah yang diharapkan dari tauhid tersebut ketika seseorang sudah berlezat-lezat dengan Allah maka dia akan sampai kepada maqam tersebut. Inilah makna dari doa yang kita bacakan selalu dalam Shalat kita.
إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Artinya: "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam."

Tentu kita akan bertanya bagaimana sebenarnya memperbagus tauhid tersebut, dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda: 

بقول لا إله إلا الله  إيمانكم جددوا 
Artinya: "Perbaharuilah iman kalian dengan mengucap Lailahaillallah"

2. Shalat 
Salah satu buah atau hasil dari salat itu adalah terhindanya seseorang tersebut dari melakukan perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana dalam ayat:
إن الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر

Artinya : "Sesungguhnya shalat itu mencegah kamu dari perbuatan keji dan mungkar." (QS. Al-Ankabut 45))

3. Puasa
Buah dari puasa itu adalah menjadi orang-orang bertaqwa. Sebagaiman Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: " Hai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana tilah diwajibkan atas orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa." (QS. Al-Baqarah 183)

4. Zakat
Buah dari setiap zakat atau infak yang kita keluarkan memberikan hasil pembersihan terhadap harta-harta kita.

5. Haji
Buah dari perjalanan haji itu adalah pembersihan total terhadap seseorang  mulai dari dirinya, hartanya, dan segala dosa-dosanya.

Baca juga : https://dayahrqcenter.blogspot.de/2016/06/catatan-malam-ke-2-ramadhan-4-amalan-yang-dicintai-allah.html

Read more ...

Senin, 06 Juni 2016

Catatan Malam Ke-2 Ramadhan : 4 Amalan yang Sangat Dicintai Allah dan Selalu Diamalkan oleh Rasul

Catatan Malam ke-2 Ramadhan 1437 H

Catatan Malam Ke-2 Ramadhan : 4 Amalan yang Sangat Dicintai Allah dan Selalu Diamalkan oleh Rasul Tgk. H. Sulfanwandi Hasan, MA

Dayah Raudhatul Qur'an- Malam ke-2 bulan Ramadhan ini Tgk. H. Sulfanwandi Hasan, MA dalam ceramahnya menyampaikan ada 4 amalan yang sangat dicintai oleh Allah dan selalu diamalkan oleh para rasul.

1. Istighfar
Sudah sepatutnya kita sebagai hamba yang tidak luput dari dosa-dosa untuk selalu memperbanyak membaca istighfar, karena inilah bentuk pengakuan kita bahwa kita banyak salah dan mau bertaubat. Nabi saja yang sudah dianggap "ma'sum" tidak kurang dari seratus kali membaca istighfar setiap hari. Bahasa Istighfar sangat banyak yang bisa kita ucapkan bahkan Nabi telah banyak mengajarkan bahasa-bahasa istighfar yang sangat besar pahalanya. Dari kalimat istighfar  sederhana "Astaghfirullahal 'adhim" hingga ada yang namanya "Sayyidul Istighfar" seperti yang selalu diamalkan oleh Nabi yaitu: 
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Artinya: “Ya Allah Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang patut disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang telah mencitptakanku, dan aku adalah hamba-Mu dan diatas ikatan janji-Mu yang aku jalankan semampuku, aku berlindung kepada-Mu dari segala perbuatan jelek yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka Ampunilah aku, Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni segala dosa kecuali Engkau.”
Fadhillah Membaca Sayyidul Istighfar
مَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا ، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِىَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهْوَ مُوقِنٌ بِهَا ، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهْوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang mengucapkannya (sayyidul istighfar) pada siang hari dan meyakininya (ampunannya akan diterima oleh Allah), kemudian dia mati pada hari itu sebelum waktu sore maka dia termasuk golongan penghuni surga, dan barangsiapa mengucapkannya pada malam hari dalam keadaan meyakininya, kemudian dia mati sebelum waktu pagi tiba maka dia termasuk golongan penguhuni surga.”
2. Kalimat tauhid "Lailahaillallah"
Memperbanyak kalimat tauhid juga merupakan bagian dari mengesakan Allah, sangat banyak ayat dan hadits yang bercerita tentang keagungan dan fadhillah kalimat "Lailahaillallah" tersebut. Zikir "Lailahaillallah" jauh lebih bermakna apabila kita mampu menghidupkan hati dengan "nafi-istbat" yaitu menafikan seluruh "illah" dan mengistbatkan Allah. 

2 amalan lagi yang sangat dicintai Allah dan kita sebagai hamba juga sangat butuh yaitu:

3. Memohon Surga-Nya
4. Minta Lindung dari Api Neraka
2 amalan ini sangat dicintai oleh Allah dan kita juga sangat butuh kepadanya, maka janganlah segan-segan untuk selalu berdoa meminta surganya Allah dan memohon lindung dari api neraka yang tidak ada perlindungan kecuali dari Allah SWT. Di antara doa yang diajarkan Nabi kepada kita adalah:


اللهم إنا نسألك رضاك والجنة ونعوذ بك من سخطك والنار

Artinya: "Ya Allah sesungguhnya kami memohon keridhaan dan surga-Mu, dan kami berlindung  dari murka-Mu dan api neraka".



Read more ...

Minggu, 05 Juni 2016

Catatan Malam ke-1 Ramadhan : 5 Catatan Penting untuk Kuat Ibadah

Catatan Malam ke-1 Ramadhan 1437 H

Catatan Malam ke-1 Ramadhan : 5 Catatan Penting untuk Kuat Ibadah Dayah Raudhatul Qur'an Tungkop Darussalam Aceh Besar


Dayah Raudhatul Qur’an- Malam ini 05 Mei 2016 kembali mengadakan shalat tarawih berjamaah dalam rangka menghidupkan malam-malam bulan Ramadhan yang diimami langsung oleh Pimpinan Dayah Raudhatul Qur’an Darussalam Tgk. H.Sulfanwandi Hasan, MA  yang dilanjutkan dengan zikir dan ceramah.


Tgk. Sulfanwandi Hasan, MA dalam ceramahnya menyampaikan perlu adanya rasa senang dan gembira dalam menyambut bulan Ramadhan ini, sehingga dapat memberikan kekuatan dan semangat dalam melakukan amalan ibadah di bulan Ramadhan ini. Buang rasa jenuh dan keletihan  sehingga kita fokus dalam beribadah di bulan Ramadhan ini.

Beliau juga menyampaikan bahwa ada 5 catatan penting untuk kuat ibadah dalam bulan Ramadhan ini sebagaimana telah dipraktekkan oleh ulama-ulama salaf sebelumnya, diantaranya:

1. Mujahadatun Nafsi ‘ala Ta’ati
Yaitu seseorang yang ingin kuat ibadahnya haruslah ia bersungguh-sungguh dan berazam kuat untuk melepas semua belenggu kemalasan demi fokus melaksanakan amalan-amalan ibadah di bulan Ramadhan ini. Semuanya itu sangat tergantung pada diri sendiri, sebagaimana firman Allah SWT
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ المُحْسِنِينَ
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Ankabut 69)
Jelaslah tidak akan sia-sia suatu amalan jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh, sebagaimana janji Allah akan menunjukkan jalan terbaik kepada hambanya yang bersungguh-sungguh dalam beribadah.


 2. Al-Bu’du ‘ala Dzunubil Kabirati wa Shaghirati.
Yaitu menjauhi diri dari perbuatan dosa, baik itu dosa besar maupun dosa kecil. Salah satu yang sangat rentan terjadinya dosa yaitu karena ulah mulut, dalam sebuah catatan dikatakan bahwa sahabat Nabi Abu Bakar Ash-Shiddiq menyumbat mulutnya dengan batu demi untuk menjaga lisannya dari dosa-dosa. Bagaimana dengan kita hari ini, perkataan yang sangat banyak keluar dari mulut kita  tanpa kita sadari semua menghasilkan dosa. Karena itu marilah kita jaga semua anggota tubuh kita ini dari dosa.

3. Kurangin makan dan minum serta jaga pandangan dan mulut dari hal-hal yang dapat menyebabkan dosa.

4. Rasakan semua ibadah yang dilakukan adalah tujuan dari penciptaan manusia. Sebagiaman firman Allah SWT
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون
"Dan Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah Ku." [QS. Adz-Dzariyat ayat 56 - 58] 

5. Peningkatan ibadah lebih dari yang wajib
Yaitu mari kita galakkan ibadah-ibadah sunnah di bulan Ramdahan ini dengan memperbanyak shalat-shalat sunat dan tilawah Al-Qur’an. Sekaranglah waktunya untuk memperbanyak ibadah karena kalau bukan di bulan Ramadhan sangat sedikit dari kita yang melaksanakan ibadah-ibadah sunat tersebut di bulan lain.

Wallahu 'a'lam
Read more ...

PROFIL KEPEGURUSAN OSDA DAYAH RAUDHATUL QUR'AN

Designed By