Zikir Pembersih Hati
Oleh : Mirza Fathullah Arif
Kegiatan zikir berjamaah di Dayah Raudhatul Qur’an sebelumnya mengamalkan zikir biasa yang bertarekat Naqsyabandi, yakni zikir yang diamalkan oleh kebanyakan masyarakat di Provinsi Aceh. Setelah itu, selang beberapa bulan setelah musibah Tsunami, datanglah team relawan dari Pesantren Suryalaya Tasikmalaya untuk membantu masyarakat Aceh yang ditimpa musibah. Bantuan yang mereka berikan bukan hanya dalam bentuk matrial dan jasa, tetapi ada juga dalam bentuk bimbingan rohani, yaitu dengan memberikan bimbingan dan pelatihan zikir kepada masyarakat Aceh.
Ketika sampai di Aceh Team relawan tersebut mengunjungi Dayah Raudhatul Qur’an, sehingga dengan hubungan dan kerja sama yang dijalin, team relawan dari Tasikmalaya tersebut memperkenalkan zikir bertarekat yaitu Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, yang dimulai pada 09 Februari tahun 2005. Zikir ini di pimpin langsung oleh ketua team yaitu KH.Wahfiudindan didampingi oleh KH. Jejen Zainal Abidin (anggota team). Dari pihak Dayah pun merespon dengan sangat baik terhadap pengenalan zikir bertarekat tersebut. Sehingga menerima dengan lapang dada zikir tersebut dan bermaksud mengembangkannya. Setelah beberapa minggu kemudian, team relawanpun sudah habis masa kerjanya, mereka harus kembali ke daerahnya masing-masing. Namun terkait dengan aktifitas zikir hal ini langsung dilanjutkan oleh Tgk. H. Sulfanwandi Hasan, MA pimpinan Dayah Raudhatul Qur’an untuk mengembangkan aktivitas zikir tersebut.Pada dasarnya masyarakat Aceh masih belum bisa menerima kehadiran tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah ini, sebab mereka belum begitu memahami ajaran dan amalan tarekat tersebut. Maka selang waktu satu bulan pimpinan Dayah Raudhatul Qur’an Tgk. H. Sulfanwandi Hasan, MA, mengundang kembali KH.Wahfiudin dan KH Jejen Zainal Abidin selepas mereka menjadi sukarelawan di Aceh untuk menghadiri majelis zikir yang diadakan di tempat kediaman Tgk Sulfan yaitu di Dayah Raudhatul Qur’an untuk meyakinkan masyarakat agar bisa mengikuti dan mengamalkan zikir tersebut.
Tidak lama kemudian Tgk Sulfan di undang pula oleh pimpinan Pesantren Suryalaya yaitu Syekh Ahmad Shahibul wafa’tajul Arifin atau sering dipanggil dengan sebutan “Abah Anom” untuk memperdalamkan ilmu tarekat dan yang berhubungan dengan zikir yang sudah diterapkan di lingkungan Dayah Raudhatul Qur’an. Dan pada masa itu pula “Abah Anom” memberikan ijazah atau tarekat zikir kepada Tgk Sulfan untuk dapat dikembangkan di Aceh. Silaturrahmi yang semakin hari semakin terjalin dengan baik, selang waktu beberapa bulan Tgk Sulfan di undang lagi ke Pesantren Suryalaya, dalam hal itu “Abah Anom”meminta kepada Tgk Sulfan untuk memberikan sedikit penyampaian terkait dengan kegiatan zikir yang sudah dijalankan selama ini di Aceh. Pola dakwah beliau dengan mengedepankan tema “Zikir Pembersih Hati” sebagai wujud agar mudah diterima oleh masyarakat berikut paparan Tgk Sulfan di hadapan Abah Anomdan Para wakil talqin TQN pada hari jum’at tgl 27 februari 2009. Namun begitu besar kepercayaan beliau (Abah Anom) kepada Tgk Sulfan, akhirnya Tgk Sulfan diangkat menjadi wakil talqin oleh Syekh Ahmad Shahibul wafa’tajul Arifin atau sering dipanggil dengan sebutan dengan “Abah Anom” pada waktu itu juga. Sepulangnya dari Suryalaya Tgk Sulfan langsung membangun sebuah balai zikir yang alhamdulillah sekarang bangunannya sudah berlantai tiga dan diberi nama Balai Tajul Arifin satu-satunya balai zikir di Aceh pada masa itu.Jadi, zikir yang dipraktekkan di lingkungan Dayah Raudhatul Qur’an adalah zikir “Pembersih Hati“ yang bertarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah atau disingkat TQN. Thariqah Qadiriyah didirikan Syekh Abd al-Qadir al-Jailani. Beliau selalu menyeru kepada murid-muridnya agar bekerja keras dalam kehidupan sebagai bekal untuk memperkuat ibadah yang dihasilkan dari hasil keringat sendiri. Ia juga melarang kepada muridnya menggantungkan hidup kepada masyarakat. Pada Thariqah Qadiriyah menekankan ajarannya pada zikir Jahr nafi isbat yaitu melafalkan kalimat “Laailaha Illallah” dengan suara keras.
Sedangkan Thariqah Naqsyabandiyah didirikan oleh Muhammad Baharuddin an-Naqsabandi al-Asisial-Bukhari, ia dilahirkan di desa yang bernama Qashrul Arifin yang terletak beberapa kilometer dari kota Bukhara, Rusia. Thariqah Naqsyabandiyah menekankan pada zikir siri ismu dzat yaitu melafalkan kalimat Allah dalam hati. Zikir menjadi ciri khas yang mesti ada dalam tarekat. Dalam suatu tarekat zikir dilakukan secara terus-menerus (istiqomah), hal ini dimaksudkan sebagai suatu latihan psikologis (Riyadah al-Nafs) agar seseorang dapat mengingat Allah di setiap waktu dan kesempatan. Dalam ajaran Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah terdapat 2 (dua) jenis zikir yaitu: 1) Zikir Nafi Isbat yaitu zikir kepada Allah dengan menyebut kalimat “lailahaillallah”. Zikir ini merupakan inti ajaran Thariqah Qadiriyah yang dilafalkan secara jahr (dengan suara keras). 2) Zikir Ismu Dzat yaitu zikir kepada Allah dengan menyebut kalimat “Allah” secara sirr atau khafi (dalam hati). Zikir ini disebut juga dengan zikir latifah dan merupakan ciri khas dalam Thariqah Naqsyabandiyah.
A. Proses Pelaksanaan Zikir Bertarekat
Adapun Zikir yang diamalkan di Dayah Raudhatul Qur’an Tungkop Darussalam disebut dengan Zikir “Pembersih Hati”, yang di awali dengan bertawasul kapada para ambia, aulia dan ulama yang sudah meninggal dunia, dengan mengharap keberkahan, kekaramahan dan ilmu dengan mendoakan mereka. Zikir tersebut terdiri dari 2 bagian, yaitu:
1. Zikir harian, yang dilaksanakan setiap selesai mengerjakan shalat fardhu atau Shalat yang lima waktu.
2. Zikir khataman, yang dilaksanakan setiap jum’at malam setelah shalat maghrib sampai dengan selesai. Zikir harian dan zikir khataman boleh juga dilaksanakan kapan saja, tanpa terikat dengan waktu. Berikut ini zikir harian yang selalu dilaksanakan di Dayah Raudhatul Qur’an Darussalam Tungkop Aceh Besar.
بسم الله الرحمن الرحيم
1. إلى حضرة النبي المصطفى محمد صلى الله عليه وسلم وعلى آله وأصحابه وأزواجه وذرياته وأهل بيته أجمعين شيء لله لهم الفاتحة
2. أستغفر الله الغفور الرحيم 3 ×
3. أللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم 3×
4. إلهي أنت مقصودي ورضاك مطلوبي أعطني محبتك ومعرفتك
5. لاإله إلا الله 165 ×. سيدنامحمد صلى الله عليه وسلم
6. بسم الله الرحمن الرحيم, أللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد صلاة تنجينا بها من جميع الأهوال والأفات وتقضي لنا بها جميع الحاجات وتطهرنا بها من جميع السيأت وترفعنا بهاعندك أعلى الدرجات وتبلغنا بها أقصى الغايات من جميع الخيرات في الحيات وبعد الممات, إن الذين يبايعونك إنما يبايعون الله يد الله فوق أيديهم فمن نكث فإنما ينكث على نفسه ومن أوفى بما عاهد عليه الله فسيأتيه أجرا عظيما...
7. إلى حضرة النبي المصطفى محمد صلى الله عليه وسلم وعلى آله وأصحابه وأزواجه وذرياته وأهل بيته أجمعين شيء لله لهم الفاتحة
8. ثم إلى أرواح أهل السلسلة القادرية والنقشبندية وجميع أهل الطرق خصوصا الى حضرة سلطان الأولياء غوث الأعظم قطب العالمين السيد الشيخ عبد القادرالجيلاني قدس الله سره والسيد الشيخ أبي القاسم جنيد البغدادي والسيد الشيخ أحمد خاطب الشمباسي ابن عبد الغفار والسيد الشيخ طلحة والسيد الشيخ عبدالله المبارك بن نور محمد وحضرة شيخنا المكرم أحمد صاحب الوفاء تاج العارفين وأصولهم وفروعهم وأهل سلسلتهم والآخذين عنهم شيء لله لهم الفاتحة
9. ثم إلى أرواح آبائنا وأمهاتنا ولكافة المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات شيء لله لهم الفاتحة
10. أستغفر الله ربي من كل ذنب وأتوب إليه 3×
11. أللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد كماصليت على سيدناابراهيم وعلى آل سيدنا ابراهيم وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد كما باركت على سيدنا ابراهيم وعلى آل سيدنا ابراهيم في العالمين إنك حميد مجيد.
12. إلهي أنت مقصودي ورضاك مطلوبي أعطني محبتك ومعرفتك
توجه ( ألله...الله...ألله...)
Read more ...